Beriman kepada
nabi dan rasul merupakan rukun yang ketiga dalam rukun iman. Seperti
yang kita maklum, bilangan rasul ialah 315 [riwayat At-Tabrani] orang
dan yang wajib diketahui ialah sebanyak 25 orang, manakala bilangan para
nabi pula tidak diketahui tetapi dianggarkan bilangan mereka ialah
sebanyak 124,000 orang.
Namun, ramai para nabi telah pun wafat tetapi tahukah korang semua
bahawa ada 4 orang nabi yang masih lagi hidup hingga ke hari ini? Tak
tahu? Jom kita lihat siapakah mereka.
1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam
Al-Qur’an menerangkan dalam surat
AnNisaa’:157 bahwa Nabi Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh
orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan
rupanya diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama
berpendapat orang yang diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang
bernama Yudas Iskariot) dan karena ucapan mereka:
“Sesungguhnya kami telah membunuh
AlMasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
Isa.
(An Nisaa’ : 157)
Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah
SWT dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang
hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. AlQur’an menjelaskan tentang
peristiwa penyelamatan ini. ”Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (An Nisaa’ :158)
2. Kisah Nabi Khidir Alaihissalam
Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain
pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah
SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa’il untuk mendampingi
Raja Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka
berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat
Rofa’il: “Wahai malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para
malaikat di langit ”,
malaikat Rofa’il berkata, “Ibadah
para mailaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat
kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat
kepala selama-lamanya ”.
Kemudian raja berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah ”.
Lalu malaikat Rofa’il berkata,
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi, namanya ‘Ainul
Hayat’ yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya
seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon
kepada Allah agar supaya dimatikan ”.
Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofa’il, “Apakah kau tahu tempat “Ainun Hayat itu?”.
mailaikat Rofa’il menjawab, “Bahwa sesungguhnya Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap ”.
Setelah raja mendengar keterangan
dari malaikat Rofa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan
‘Alim Ulama’ pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang
Ainul Hayat itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya,
namun seoarng yang alim di antara mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku
pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa
sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap ”.
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja.
Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya matahari”.
Kemudian raja bersiap-siap untuk
mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa
yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap ?”.
Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan”.
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor
kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih-milih di antara
tentaranya, sebanyak 6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli
mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir
AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah
mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka
jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada
arah kiblat.
Kemudian mereka tidak berhenti-henti
menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi
yang gelap itu, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan
seperti gelapnya waktu malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan
mencegah Raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata
ia kepada raja. "Wahai
Raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat
yang gelap ini karena tempat yang gelap ini berbahaya."
Lalu Raja berkata: ” Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.”
Kemudian ketika Raja hendak masuk,
maka meraka semua membiarkannya. Kemudian Raja berkata kepada
pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun,
jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka
kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik, dan jika aku tidak
datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian”.
Kemudian raja bertanya kepada
Malaikat Rofa’il: ” Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah
kita dapat melihat kawan-kawan kita ?”.
“Tidak bisa kelihatan”,jawab
malaikat Rofa’il,” akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara,
jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit
dengan suara yang keras, dengan demikian maka kawan- kawan kalian yang
tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”
Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain
masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka
berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat
matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah
melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan
didampingi oleh Nabi Khidlir AS.
Di saat mereka berjalan, maka Allah
SWT memberi wahyu keapda Nabi Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul
Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku
khususkan untuk kamu ”.
Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu
tersebut, kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “
Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian
meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian. ”
Kemudian beliau berjalan menuju ke
sebelah kanan jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat
yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan
beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber
air kehidupan) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air
kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis
daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut,
kemudian beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja
Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang terjadi
pada Nabi
Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.
(Menurut riwayat yang diceritakan
oleh Wahab bin Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak
dari bibi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain
keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak
oleh Raja sinar seperti kilat, maka terlihat oleh Raja, bumi yang
berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki
kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il:
“Gemercik ini adalah suara benda
apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila
tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”
Kemudian di antara pasukan ada yang
membawanya namun sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap
itu, ternyata bahwa benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan
jambrut yang berwarna hijau, maka menyesallah pasukan yang mengambil itu
karena mengambilnya hanya sedikit, demikianlah pula pasukan yang tidak
mengambilnya, bahkan lebih menyesal. Diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi
dari: Iman Ali Rodliayllohu ‘ anhu.
1. Cerita ini dikutib dari kitab
“ Baidai’iz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.
2. Cerita dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.
Penerbit Darul Fikri Bairut Halaman 257 – 258.
3. Kisah Nabi Idris Alaihissalam
Lalu keduanya menerusakan perjalanan
sampai empat hari lamanya dan selama itu pula Nabi Idris AS menemukan
keanehan yang ada pada Malaikat itu dan Nabi Idris AS bertanya: ”Hai
tuan, kamu ini sebenarnya siapa?”,
Malaikat itu menjawab: ”Saya adalah malaikat pencabut nyawa”.
Nabi Idris AS bertanya:” Apakah kamu akan mencabut nyawa manusia?”,
Malaikat menjawab:”Ya”,
Nabi Idris AS bertanya: ”Apakah kamu juga mencabut nyawa selama dalam perjalanan
bersama saya?”,
Malaikat menjawab: ”Ya, saya telah
mencabut beberapa nyawa manusia dan sesungguhnya nyawa manusia itu
adalah bagaikan hidangan makanan, sebagai mana kamu menghadapi sesuap
makanan saja”.
Nabi Idris AS berkata: ”Dan apakah kamu datang ini untuk mencabut nyawa saya atau sekedar berkunjung?”,
Malaikat menjawab: ”Saya datang hanya untuk berkunjung”,
Nabi Idris AS berkata: ”kalau begitu saya punya hajat kepadamu”,
Malaikat menjawab: ”Hajat apa, hai Nabi Idris?”
Nabi Idris AS berkata: ”Saya ingin agar kamu mencabut nyawa saya, lalu memohonlah
kepada Allah untuk menghidupkan saya sehingga saya bisa beribadah kepada Allah sesudah merasakan sakitnya mati”.
Malaikat menjawab: ”Sungguh saya tidak bisa mencabut nyawa seseorang tanpa seijin Allah”.
Lalu Allah SWT berfirman kepada Malaikat: ”Cabutlah nyawa Idris!”.
Kemudian malaikat itu mencabut nyawa
Nabi Idris AS dan matilah Nabi Idris AS lalu Malaikat menangis sambil
merendahkan diri untuk memohon kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi
Idris AS kembali, kemudian Allah menghidupkan Nabi Idris AS, lalu
malaikat bertanya: ”Hai Nabi Idris bagaimana rasanya mati itu?”.
Nabi Idris AS berkata:”Sungguh
rasanya mati itu bagaikan binatang yang dikuliti dalam keadaan masih
hidup, sedang rasa mati itu melebihi 100X lipat rasa sakit binatang yang
dikuliti dalam keadaan masih hidup”.
Malaikat menjawab:”Hai Nabi Idris,
padahal saya mencabut nyawamu itu dengan cara hati-hati dan sangat halus
dan ini belum pernah saya lakukan kepada siapapun”.
Nabi Idris AS berkata: ”Saya
mempunyai hajat yang lain kepadamu, yaitu ingin melihat neraka jahannam,
agar saat melihat itu saya lebih banyak beribadah kepada Allah”.
Malaikat menjawab: ”Sungguh saya
tidak bisa masuk neraka jahannam tanpa ada izin dari Allah”, lalu Allah
SWT berfirman kepada Malaikat: ”Pergilah kamu bersama Nabi Idris ke
neraka jahannam”.
Kemudian malaikat bersama Nabi Idris
AS pergi ke neraka jahannam, maka Nabi Idris AS dapat melihat segala
yang dipersiapkan untuk menyiksa di neraka jahannam, lalu keduanya
kembali dari neraka jahannam. Nabi Idris AS berkata: ”Saya punya hajat
lagi kepada kamu, agar kamu mengajakku pergi ke syurga,dan setelah itu
saya akan menjadi hamba yang lebih taat dalam beragama”.
Malaikat berkata: ”Saya tidak bisa masuk syurga tanpa ada ijin dari Allah”.
Lalu Allah AS berfirman: ”Hai Malaikat pergilah kamu bersama Idris ke syurga”.
Dan keduanya pergi ke syurga dan
berhanti di depan pintu syurga, maka Nabi Idris AS dapat melihat segala
kenikmatan yang ada dalam syurga, melihat kerajaan yang banyak, melihat
anugerah yang banyak dan melihat pepohonan dan buah-buahan yang beraneka
macam ragamnya.
Nabi Idris berkata: ”Wahai Malaikat,
saya telah merasakan mati, telah melihat segala macam siksaan dalam
neraka, lalu mohonlah kepada Allah, agar ia memberi izin saya masuk ke
syurga, sehingga saya dapat minum air syurga dan sakit saya menjadi
hilang serta terhindar dari neraka jahannam”.
Lalu Allah Berfirman kepada malaikat: ”Masuklah kamu ke syurga bersama Idris”,
kemudian keduanya masuk syurga dan
Nabi Idris AS meletakan sandalnya di bawah salah satu pohon di syurga,
dan setelah keluar dari syurga.Nabi Idris berkata kepada
Malaikat: ”Sungguh sandal saya tertinggal di syurga, maka kembalikan saya ke syurga”,
dan setelah Nabi Idris AS tiba di
syurga, Nabi Idris AS tidak mau di ajak keluar, ia ingin tetap tinggal
dalam syurga, hingga Malaikat berteriak:”Hai Nabi Idris, keluarlah”,
dan Nabi Idris AS tetap tidak mau keluar, dan berkata: ” Karena Allah telah berfirman”:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati…”(Q.Surat Ali’imran ayat 185), Sedang saya telah
merasakan mati. Dan Allah Berfirman: “Dan tidak seorangpun darimu,
melainkan mendatangi neraka itu….” (Q.Surat Maryam ayat 71). Dan sungguh
saya telah memasuki neraka jahannam, dan Allah juga berfirman: “……..
dan sekali-kali mereka tidak akan di keluarkan dari padanya (syurga)”.
(Q.Surat AL Hijr ayat 48)”.
Malaikat berkata: ”Lantas siapa yang akan mengeluarkan mu?”.
Lalu Allah berfirman kapada
Malaikat: ”Tinggalkanlah Nabi Idris di syurga, sungguh Aku telah
menetapkannya, bahwa ia termasuk ahli syurga”,
kemudian Malaikat itu meninggalkan Nabi Idris AS di syurga dan tetaplah Nabi Idris AS berada dalam syurga untuk selama-lamanya.
4. Kisah Nabi Ilyas Alaihissalam
Ketika sedang beristirahat datanglah
Malaikat kepada Nabi Ilyas AS, Malaikat itu datang untuk menjemput
ruhnya. Mendengar berita itu, Nabi Ilyas AS menjadi sedih dan menangis.
“ Mengapa engkau bersedih?” tanya Malaikat maut.
“ Tidak tahulah.” Jawab Nabi Ilyas AS.
“Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut ?
” tanya Malaikat.
“Tidak. Tiada sesuatu yang aku
sesali kecuali karena aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada
Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berzikir memuji Allah, ”
jawab Nabi Ilyas AS.
Saat itu Allah SWT lantas menurunkan
wahyu kepada Malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi
kesempatan kepada Nabi Ilyas AS berzikir sesuai dengan permintaannya.
Nabi Ilyas AS ingin terus hidup semata-mata karena ingin berzikir kepada
Allah SWT. Maka berzikirlah Nabi Ilyas AS sepanjang hidupnya.
“Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti. ” Firman Allah SWT.